Manusia dan Kebudayaan
Disusun oleh :
Yudhistira Ilham Permana
56417329
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnya maka kita telah menyelesaikan sebuah karya tulis ini tepat
waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Manusia
dan Cinta Kasih. Dalam pembahasannya, makalah ini membahasa tentang
pengertian cinta kasih, cinta menurut ajaran agama, kasih sayang, kemesraan,
pemujaan, belas kasihan, dan cinta kasih erotisMelalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa hormat dan terima kasih.
DAFTAR ISI
Judul ..................................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan .................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................................5BAB II Pembahasan..................................................................................................................5
2.1 Manusia...............................................................................................................................5
2.2 Hakekat Manusia ...............................................................................................................6
2.3 Kepribadian Bangsa Timur...............................................................................................6
2.4 Definisi Kebudayaan..........................................................................................................8
2.5 Unsur Kebudayaan.............................................................................................................9
2.6 Wujud dan Komponen Kebudayaan...............................................................................10
2.7 Orientasi Nilai Budaya.......................................................................................................11
BAB III Penutup.......................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................................13Daftar Pustaka...........................................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan
karena dimana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan
kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya. Sedangkan Manusia atau orang
dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi
di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidupSelain itu manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi
satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan tertentu yang pada
akhirnya menjadi budaya yang biasa mereka lakukan.
Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendudukungnya dan kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia
di dalam kehidupannya.
1.2 Rumusan Masalah
·
Bagaimana kita dapat
menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia?
·
Bagaimana kita dapat
menjelaskan dan membedakan hakekat manusia?
·
Bagaimana kita dapat
menjelaskan kepribadian dari bangsa timur?
·
Apa pengertian dari
kebudayaan?
·
Apa saja unsur-unsur
dari kebudayaan itu?
·
Bagaimana kita dapat
menyebutkan 3 wujud kebudayaan berdasarkan dimensinya?
·
Bagaimana kita dapat
menggunakan 5 masalah pokok kehidupan manusia?
·
Bagaimana perubahan
kebudayaan itu bisa terjadi berdasarkan faktor yang mempengaruhi?
·
Apa saja penyebab
terjadinya perubahan budaya
·
Bagaimana kita dapat
menjelaskan kaitan antara manusia dengan kebudayaan?
1.2 Tujuan
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah bagaimana mahasiswa dapat
memahami berbagai kebudayaan kenyataan yang diwujudkan oleh kebudayaan dan
dapat menjelaskan hubungan antara manusia dan kebudayaan , mengetahui hakekat
manusia, mengetahui semua unsur-unsur kebudayaan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Manusia
Manusia
dapat diartikan secara berbeda-beda dari macam-macam segi, contohnya segi
biologis, Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens ,
yaitu sebuah spesies primata golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Contoh lain adalah lewat segi rohani. Secara rohani, manusia dijelaskan
menggunakan konsep agama, maksudnya adanya hubungan dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup. Dalam istilah kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta saling
menolong.
Manusia
dan kebudayaan adalah salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri yang tercipta dari kegiatan sehari-hari dan melestarikannya
secara turun-menurun.
- Manusia terbentuk dari 4 unsur yang saling berkaitan, yaitu:
- Jasad : Bentuk fisik manusia yang dapat dilihat, disentuh/diraba yang menempati ruang dan waktu
- Hayat : Unsur yang berarti kehidupan,nyawa yaitu manusia hidup dengan bergerak.
- Ruh : Daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
- Nafs : Dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan mengendalikan diri sendiri.
- Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
- Id
merupakan
struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id
merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara
instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh
kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual
atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
- Ego
Sering
disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan
saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip
realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
- Super ego
Merupakan
struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super
ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol
diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi.
2.2 Hakekat Manusia
Manusia
diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi
ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi
dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada
manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk
orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di
bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk
sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
2.3 Kepribadian
Bangsa Timur
Manusia
mendiami wilayah yang berbeda dan berada di lingkungan yang berbeda pula. Hal
ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia
suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat
tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Indonesia
termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian
baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.
Orang–orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang
tidak individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain. Meskipun
begitu, kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat yang budayanya
lebih terbuka terhadap globalisasi. Karena budaya timur masih terlalu terpaku
pada norma norma serta adat setempat. Sehingga dinilai “ketinggalan zaman”
Ilmu
psikologi banyak mengembangkan konsep-konsep dan teori mengenai aneka warna isi
jiwa, serta metode dan alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail
tentang variasi jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari itu semua,
konsep-konsep tersebut masih kurang mengembangkan suatu konsep yang berkaitan
dengan jiwa individu dan lingkungan sosial budaya.
Francis
L.K Hsu mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa manusia sebagai makhluk
sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan Psiko-Sosiogram Manusia
atau delapan daerah seperti lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
Keterangan:
Nomor
7
Disebut
sebagai daerah tak sadar. Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam
diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar
karena sewaktu–waktu unsur–unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi
dan mengganggu kebiasaan sehari–hari.
Nomor
6
Disebut
sebagai daerah Sub sadar karena sewaktu–waktu unsur–unsur yang sudah tertanam
bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari–hari.
Nomor
5
Disebut
kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang
ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang
dapat mengetahuinya.
Nomor
4
Disebut
kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia
mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan,
pengetahuan dan sebagainya.
Nomor
3
Disebut
lingkaran hubungan karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang
dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak
selalu manusia yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa
berada pada lingkaran ini.
Nomor
2
Disebut
lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan
guru, pedagang dan pembeli.
Nomor
1
Disebut
lingkaran hubungan jauh yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang
berbagai macam hal.
Nomor
0
Disebut
lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang
tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
2.4 Definisi
Kebudayaan
Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi
Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun
kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan
bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
2.5 Unsur
Kebudayaan
Ada
beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain C. Kluckhohn di dalam karyanya yang berjudul Universal
Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal,
yaitu:
- Sistem Religi
Kepercayaan
manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa
ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
- Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem
yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
- Sistem Pengetahuan
Sistem
yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
- Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Terlahir
karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu
ingin lebih.
- Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
- Bahasa
Sesuatu
yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
- Kesenian
Setelah
memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2.6 Wujud
dan Komponen Kebudayaan
Menurut
J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
- Kompleks gagasan
- Konsep
- Pikiran manusia
Kebudayaan
yang muncul dan hidup karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang
serta buah dari pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah
buku – buku, arsip dan sebagainya.
Kompleks aktivitas
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Wujud sebagai benda
Aktivitas
manusia sehari – hari umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana
dan prasarana. Dari situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa
bergerak maupun tidak.
2.7 Orientasi Nilai
Budaya
Kluckhohn
mengemukakan bahwa nilai budaya
merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas
yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga
suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian
konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai –
nilai budaya.
Secara
fungsional sistem nilai ini mendorong
individu untuk berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya
dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam
Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara
emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan
hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia
tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan
wujud ideal dari lingkungan sosialnya.
Dapat pula dikatakan bahwa sistem
nilai budaya suatu masyarakat
merupakan wujud konsepsional dari
kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu
warga masyarakat itu.
Ada
lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat
ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah
pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya
manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat
hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia
dengan manusia sesamanya. Berbagai kebudayaan
mengkonsepsikan masalah universal
ini dengan berbagai variasi yang berbeda –
beda.
- Seperti masalah pertama, yaitu mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana, dan mengenyampingkan segala tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali. Pandangan seperti ini sangat mempengaruhi wawasan dan makna kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
- Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
- Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
- Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
- Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.=
Pola
orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang
ideal untuk masing – masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau
variasi antara kedua pola yang ekstrim
itu yang dapat disebut sebagai pola transisional.
Kerangka Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan
orientasi nilai budaya manusia dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel
Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi
Nilai Budaya Manusia
Masalah Dasar Dalam Hidup
|
Orientasi Nilai Budaya
|
||
Konservatif
|
Transisi
|
Progresif
|
|
Hakekat Hidup
|
Hidup itu buruk
|
Hidup itu baik
|
Hidup itu sukar tetapi
harus diperjuangkan
|
Hakekat Kerja/karya
|
Kelangsungan hidup
|
Kedudukan dan
kehormatan / prestise
|
Mempertinggi prestise
|
Hubungan Manusia Dengan Waktu
|
Orientasi ke masa lalu
|
Orientasi ke masa kini
|
Orientasi ke masa
depan
|
Hubungan Manusia Dengan Alam
|
Tunduk kepada alam
|
Selaras dengan alam
|
Menguasai alam
|
Hubungan Manusia
Dengan Sesamanya
|
Vertikal
|
Horizontal/ kolekial
|
Individual/mandiri
|
BAB 3
3.1 Kesimpulan
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan
dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Ada
dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang
membangun manusia.
Manusia
terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
1.
Jasad : badan kasar
manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan
waktu.
2.
Hayat : mengandung unsur
hidup, yang di tandai dengan gerak.
3.
Ruh : bimbingan dan
pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran,
suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya
kebudayaan.
4.
Nafs : dalam pengertian
diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal:
62-84).
Manusia
sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
1.
Id, merupakan struktur
kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi
psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual
menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan
yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak
langsung melalui mimpi atau khayalan.
2.
Ego, sering disebut
“eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran
sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas
dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
3.
Super ego, merupakan
struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super
ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol
diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam
Brennan, 1991; hal 205-206).
Dalam
kehidupan manusia mempunyai hakekatnya. Hakekat manusia adalah sebagai berikut
:
1.
Makhluk yang
memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
2.
Individu yang memiliki
sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3.
Yang mampu mengarahkan
dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya.
4.
Makhluk yang dalam
proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas)
selama hidupnya.
5.
Individu yang dalam
hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6.
Suatu keberadaan yang
berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak
terbatas
7.
Makhluk Tuhan yang
berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8.
Individu yang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa
berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan
sosial.
Dari
setiap kebudayaan yang ada manusia mempunyai kepribadian masing-masing
contohnya kepribadian budaya timur. Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu
karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia
& Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan
yang terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya
merupakan kepribadian yang mempunyai sifat teposeliro atau memiliki
sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif
dalam mengutarakan aspirasi rakyat.
Sedangkan
pengertian kebudayaan itu sendiri berasal dari kata budh dalam bahasa
Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau
budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran
atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari
kata budi dan daya. Dalam kebudayaan ada unsur-unsurnya. Menurut Kluckhohn ada
tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu system religi dan upacara
keagamaan, system organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata
pencaharian hidup, system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian.
Selain unsur kebudayaan, masalah lain yang juga penting dalam kebudayaan adalah
wujudnya. Pendapat umum mengatakan ada dua wujud kebudayaan. Pertama,
kebudayaan bendaniah (material) yang memiliki cirri dapat dilihat, diraba, dan
dirasa. Sehingga lebih konkret atau mudah dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah
(spiritual) yang memiliki ciri dapat dirasa saja. Oleh karena itu, kebudayaan
rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit dipahami.
Kebudayaan
juga mengalami perubahan, perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam
masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan
yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi
kehidupan. Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah,
sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai
hubungan dengan masyarakat lainnya.
Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya
merupakan satu kesatuan. Dalam kebudayaan juga ada yang disebut dengan
dialektis. Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada 3
proses dalam dialektis. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu
:
1.
Ekstemalisasi, yaitu
proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2.
Obyektivasi, yaitu
proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang
terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat
dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku
manusia.
3.
Intemalisasi, yaitu
proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia
mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik,
sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar