Makalah Manusia dan Pandangan Hidup
Makalah Manusia dan Pandangan Hidup
Penyusun :
Yudhistira Ilham Permana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Manusia Dan
Pandangan Hidup”. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di Universitas Gunadarma.
Dalam
Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Jakarta, 30 Mei 2018
Penyusun
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Cita-cita
B. Kebajikan
C. Sikap Hidup
D. Manusia dan
Pandangan Hidup
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Dikarenakan
manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketiga kekayaan manusia inilah yang
membuat manusia disebut sebagai Khalifah di bumi ini. Tuntutan hidup manusia
lebih daripada tuntutan hidup makhluk lainnya yang membuat manusia harus berpikir lebih maju
untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat
jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut
kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Pandangan hidup banyak sekali
macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan
berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.
Pandangan hidup yang berdasarkan
dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2.
Pandangan hidup yang berupa ideology
yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara
tersebut.
3.
Pandangan hidup hasil renungan yaitu
pandangan hidup yang relatife kebenarannya.
Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda
mengelompokkan pandangan hidup yang berdeda-beda akan menciptakan paham atau
aliran. Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan
manusia. Jadi pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang
dihasilkan oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan,
bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh kehidupan.
Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup seseoranglah
yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain itu pandangan hidup juga
tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan melalui berbagai proses dalam
menemukan jati diri atau pandangan hidupnya. Mulai dari masa kanak-kanak hingga
dewasa.
Dalam penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga
dengan pendidikan. Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya
adalah berasal dari pendidikan.Oleh karena itu jika kita membahas tentang
pendangan hidup, tidak boleh lepas dari pendidikan manusia dapat berfikir ledih
kedepan mulai dari kehidupan baik lahir dan batin.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana
pengertian pandangan hidup?
2. Bagaimana
hubungan pandangan hidup dengan kehidupan manusia?
C. Tujuan masalah
1. Mendeskripsikan
pengertian pandangan hidup.
2. Mendeskripsikan
hubungan pandangan hidup dengan kehidupan manusia.
PEMBAHASAN
A. Cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu
ada dalam pikiran. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap
hidup. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup itu. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa
berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat
cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada
pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.Itulah sebabnya, cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup banyak menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak
hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan, dan hidup seseorang. Cita-cita
ini perasaan hati yang merupakan suatu keinginan, kemauan, niat, atau harapan.
Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan
kedinamikan manusia.Ada tiga katagori keadaan hati seseorang, keras, lunak, dan
lemah. Orang yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya
tercapai. Ia tak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala kesulitan yang
dihadapinya. Orang yang berhati lunak dalam usaha mencapai cita-citanya
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Orang yang berhati lemah, mudah
terpengaruhi oleh situasi dan kondisi. Cita-cita, keinginan, harapan, banyak
menimbulkan daya kreatifitas para seniman. Banyak hasil seni seperti: drama,
novel, film, musik, tari, filsafat yang lahir dari kandungan cita-cita,
keinginan, harapan dan tujuan.
B. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan
kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama atau etika. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh
yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia merupakan makhluk sosial: manusia
hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling
menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling
membenci, saling merugikan, dan sebagainya.Untuk melihat apa itu kebajikan,
kita harus melihat dari tiga segi, yaitu: manusia sebagai pribadi, manusia
sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.Manusia sebagai
pribadi dapat menentukan baik dan buruk. Yang menentukan baik dan buruk itu
suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan
baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri.
Suara hati masyarakat, yang menentukan baik dan buruk adalah suara hati
masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati
masyarakat menganggap baik. Demikian pula manusia sebagai makhluk Tuhan,
manusia pun harus mendengar suara hati Tuhan. Tuhan selalu membisikkan agar
manusia berbuat baik dan mengelak perbuatan yang tidak baik. Jadi kebajikan itu
adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan
hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, barbahasa baik,
bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar
tidak merangsang bagi yang melihatnya. Namun ada pula kebajikan semu, yaitu
kejahatan yang berselubung kebajikan.
C. Sikap Hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup.
Dalm menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau
menghadapi kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan sikap nonetis. Sikap
etis disebut juga sikap positif sedangkan sikap nonetis disebut juga sikap
negatif. Ada tujuh sikap etis, yaitu : sikap lincah, sikap tenang, sikap halus,
sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati, dan sikap bangga. Sedangkan sikap
nonetisada 6 yaitu : sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap
angkuh, sikap rendah diri. Sikap-sikap positif bagi bangsa Indonesia.
Sikap-sikap itu antara lain : sikap suka bekerja keras, sikap gotong royong,
menjaga hak dan kewajiban, sikap tolong menolong, dan sikap mengargai pendapat
orang lain. kebajikan secara nyata dan dapat dirasakan melalui tingkah lakunya.
Dan, dalam hal ini, tingkah laku manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah
yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat dilihat dan dirasakan. Karena
tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah
laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan tergantung dari
pembawaan, lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap perbuatan, manusia harus
memahami etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga kehidupan dalam
memasyarakat menjadi tenang dan tentram.
Namun demikian dibalik keragaman pendapat tersebut
tampaknya ada satu benang merah yang dipersamakan, yaitu adanya kesepakatan
bahwa manifestasi sikap tidak dapat
dilihat secara langsung akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai
tingkah laku yang masih tertutup. Sikap manusia bukanlah suatu konstruk yang
berdiri sendiri, akan tetapi paling tidak ia mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan konstruk-konstruk lain, seperti dorongan, motivasi, atau bahkan
dengan nilai-nilai tertentu.
Motivasi adalah kesiapan yang ditujukan pada sasaran dan
dipelajari untuk tingkah laku bermotivasi. Sikap adalah kesiapan secara umum
untuk suatu tingkah laku bermotivasi, sedang nilai-nilai sasarn adalah sasaran
atau tujuan yang bernilai terhadap mana berbagai pola sikap dapat diorganisir.
Dalam buku
Strategi Kebudayaan, Van Peursen melihat adanya tiga periode peralihan mencolok
yang dialami manusia pada umumnya. Ketiga periode itu adalah tahap mistis,
tahap ontologi, dan tahap fungsional. Tahap mistis merupakansikap manusia yang
merasa dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya. Tahap
ontologi adalah sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam kepungan. Sedangkan
tahap fungsional merupakansikap dan alam pikiran yang semakin nampak dalam diri
manusia modern.
Sedangkan menurut
Frans Magnis Suseno melihat adanya dua bahaya yang menjadi kendala dalam
kehidupan manusia dalam mempertahankan sikap hidup yang tepat itu, bahaya
tersebut adalah nafsu dan pamrih. Nafsu merupakan perasaan-perasaan kasar yang
bisa menggagalkan kontrol diri manusia dan sekaligus membelenggunya secara buta
pada dunia lahir. Sedangkan pamrih adalah tindakan yang semata-mata
mengusahakan kepentingannya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan orang lain.
Dalam bukunya
Falsafah Hidup Pancasila sebagaimana tercermin dalam Falsafah Hidup Orang Jawa,
Soetrisno melihat adanya tiga nafsu yang begitu menonjolkan aspek pamrih,
antara lain: selalu ingin menang sendiri, selalu ingin benar sendiri, dan hanya
mementingkan kebutuhan sendiri.
Selain itu,
menurut J.C.Tukiman Taruna dalm harian Kompas 8 Januari 1984, ia menawarkan 6
sikap mental yaitu:
1. Manusia Jawa itu semakin manja. Dasar
yang dipakai adalah kenyataan dalam kehidupan orang Jawa yang lebih suka
dilayani daripada melayani.
2. Manusia Jawa cenderung boros, hal ini
terbukti adanya dorongan yang kuat dalam diri orang jawaberupa sikap suka
menikmati. Manusia Jawa adalah kelompok penikmat dan itu berarti ingin
menikmati yang serba baru dan baik.
3. Adanya sikap semakin religius. Semangat
religius menurun dan cenderung menjadikan rumah ibadah sebagaipusat kehidupan
sosial.
4. Manusia Jawa itu pendendam. Apabila
menyangkut harga diri manusia Jawa tidak mengenal pengampunan dan tidak bisa
memaafkan.
5. Manusia Jawa mudah terpengaruh.
6. Manusia Jawa bukan pionir. Hal ini
terbukti orang Jawa lebih suka menunggu lowongan pekerjaan daripada menciptakan
lapangan pekerjaan.
D. Manusia Dan Pandangan Hidup
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri
tersendiri akan diri manusia tersebut. Sebab akal dan budi mengakibatkan
manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan
manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa
dirinya lemah, dipihak lain manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi
manusia. Sayangnya tidak semua manusia menyadari, sehingga banyak orang yang
memeluk sesuatu agama semata-mata atau dasar keturunan. Pandangan hidup penting bagi kehidupan
manusia dimasa sekarang maupun kehidupan di akhirat, dan sudah sepantasnya
setiap manusia memilikinya.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita
adalah suatu kebutuhan. Buka kebutuhan sesaat melainkan kebutuhan yang terus
menerus dan abadi. Sebab setiap saat kita memerlukan perlindungan Tuhan dan
petunjuk agama sampai di akhir nanti.
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Hakikat Manusia
Dalam
pikiran dan perasaan manusia, ada beberapa faktor penting yang harus menjadikan
manusia sebagai makhluk yang berakal, yakni :
a. Pandangan
Hidup
b. Cita-Cita
c. Kebajikan
d. Sikap
Hidup
2. Manusia
Dan Pandangan Hidup
Akal
dan budi sebagai milik manusia ternyata membawaciri tersendiri akan diri
manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut
ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah,
dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Azra,
Azumardi. Tt. Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani.
Jakarta: Team ICCE UIN
Al-Qur’an
Dan Terjemah. 2008. DEPAG RI
Team
Educatif HTS. 2008. Modul Kewarganegaraan. Surakarta: CV. Hayati Tumbuh
Subur.
Raymond
Aron. 2009. Kebebasan Dan Martabat Manusia. Bandung : Yayasan Cibor Ind
Komentar
Posting Komentar